Kamis, 15 Oktober 2015

Posted by Unknown Posted on 10.00 | No comments

Awal Mula Adanya Tradisi Karangan Bunga

Bunga sebagai media yang sangat tepat untuk mengekspresikan segala perasaan yang tidak menentu di hati yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Bunga merupakan  simbol kebahagiaan, kesedihan dan sebuah harapan. mengirimkan sebuah karangan bunga merupakan cara terbaik untuk menunjukkan rasa ikut berbahagia, dukungan dan juga simpati. Bahagia maupun duka semua dapat diungkapkan dengan sebuah karangan bunga.

Banyak cara untuk mengungkapkan segala rasa dengan sebuah karangan bunga. Pada zaman sebelum kemerdekaan, rangkaian   bunga   berbentuk lingkaran biasanya  diletakkan  di  pundak  para pahlawan,  patung  dewa-dewi, makhluk hidup. Karena pada saat itu karangan bunga digunakan untuk menghormati orang yang sudah meninggal. Tak hanya untuk ungkapan duka cita saja, dahulu karangan bunga juga dipamerkan pada saat festival, upacara, dan selama kegiatan keagamaan. Bunga dan buah disusun di keranjang pendek yang diletakkan di meja makan. Pada acara-acara tertentu pun para tamu diberikan mahkota bunga  dan  dihiasi  rangkaian  bunga  berbentuk  lingkaran  dan kalung karangan bunga.


Di Indonesia, tradisi karangan bunga juga sudah ada sejak zaman kerajaan hindu di Indonesia. Bunga disusun secara sederhana untuk dijadikan hiasan-hiasan di istana. Tradisi pemberian bunga pun juga sudah mulai dilakukan, namun hanya di lingkungan kerajaan saja. Seperti pada saat pengangkatan para pejabat istana dan perayaan-perayaan pernikahan maupun upacara pelantikan.

Dua hal yang identik dengan karangan bunga yaitu bunga buket dan bunga papan. Bunga buket yang dibawa oleh pengantin wanita sudah menjadi tradisi sejak abad ke-14. Tradisi ini berupa lempar bunga buket yang dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi wanita bisa menangkapnya. Konon, wanita yang menangkapnya adalah wanita yang akan menikah berikutnya.

Tak hanya itu, ada cerita lain dibalik buket bunga pengantin seperti yang dimuat dalam buku Wedding Inspiration yang ditulis oleh Tina Andrean. Dahulu, pengantin wanita hanya membawa sejumput tanaman obat karena wangi tanaman obat tersebut dipercaya bisa menahan pengaruh kekuatan jahat, kesialan, dan penyakit. Tetapi pada umumnya, para pengantin wanita menggunakan bawang putih. Setelah mengalami perkembangan, tradisi tersebut berubah. Pada zaman Yunani dan Romawi tradisi tadi berubah menjadi  menyematkan rangkaian bunga pada rambut pengantin wanita sebagai perlambang kehidupan dan kesuburan.

Lain bunga buket lain juga karangan bunga papan. Sejarah awal bunga papan yaitu pada tahun 70-an bunga papan dibuat dari  gulungan tanaman rambat di kebun-kebun kosong yang banyak tersedia di Jakarta. Kemudian gulungan tanaman rambat tersebut dipadatkan dan dirapatkan setelah itu diletakkan di atas bambu besar yang dibentuk menjadi sebuah papan berukuran sangat besar, yaitu sekitar 3 x 2 meter. Belum selesai sampai disitu, papan sangat besar tersebut harus ditutupi kain yang memiliki ukuran sebesar papan dan kemudian baru bisa dihiasi dengan sulam bunga suyok (bunga sejenis marigold) berwarna membentuk berbagai tulisan seperti “selamat berbahagia atau selamat dan sukses”.

Dari sejarah itulah karangan bunga kini bisa dikenal luas oleh masyarakat sebagai sebuah tradisi. Tradisi yang terus dilakukan dan akan terus dilestarikan pula. Karangan bunga yang ada pada tradisi dimasa kini berupa bunga buket yang berbentuk hand bouquet maupun table bouquet. Sedangkan karangan bunga papan yang ada saat ini adalah bunga papan duka cita, bunga papan ucapan selamat, ataupun standing flower.

Tak hanya itu, karangan bunga kini juga berkembang menjadi karangan bunga spesial seperti yang disediakan oleh Meme florist. Karangan bunga ini berupa sebuket bunga dengan dilengkapi boneka-boneka lucu untuk seorang kekasih hati. Asmara, cinta maupun duka semuanya dapat diungkapkan dengan sebuah karangan bunga.

Ekspresikan rasamu dengan karangan bunga! Dulu.. kini.. dan nanti~

0 komentar:

Posting Komentar